Kammi bersahabat

Persahabatan Kammi UIN Walisongo dengan EGM lain di Kampus. Mantab!

Kammi dan Pak Gubernur

Manifesto Reformasi memperingati 108 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, bersama Pak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah

Ketua Kammi Komisariat UIN Walisongo

Pelantikan Ketua Kammi UIN Walisongo oleh Akh Zakaria, Sekjen KAMDA Semarang

Aksi Kammi

KAMMI Semarang adakan aksi di Gedung Gubernuran menyampaikan aspirasinya

Kammi siap berjuang

Aktivis Dakwah Kammi yang siap tuntaskan perubahan

Minggu, 28 Januari 2018

Passion is fake, is not it? (cerita inspiratif)

  

Berjuang untuk keinginan hati terdalam atau menjalani apa yang ada adalah hantu terbesar yang perna aku rasakan. Bosan, tapi terus menghinggap.

Lalu bertanya, apakah dunia yang kujalani saat ini adalah takdir, sementara hati ini tak sanggup, otak inipun tak mampu, merasa bukan pada bidangnya. Sekali lagi! Apakah ini takdir?

Haruskah bertahan? Dengan belajar, belajar dan belajar, mencoba memahami dan memaksa memahami. Perih memang. Pahit dirasa, hati ini tak sanggup. Aku merasa kecewa bukan main. Ketika yang diperjuangkan berbuah bak biji duku yang tergigit. PAHIT!

Aku hafal betul dengan kata bersakit-sakit dahulu bersenang senang kemudian. Namun sepertinya tidak buat aku. Katanya kuliah itu tinggal ekspos kemampuan kita, mengembangkan passion kita dan menikmati perjuangan yang memang harus dikembangin bukan malah belajar dari awal dan harus dimengerti bahkan memaksa diri untuk memahami. Bukan awal yang hurapkan. Perih.

Ingin ku kabur dari kampus ini, dari jurusan ini.

AAAARRRGGGHHHH!!!

Aku lagi kenapasih? Dari kemarin pikiran ini sangat mengganggu. Kuliahku mengganggu!! Aku tak suka. Pokoknya aku ingin bilang ke bapak sama ibu kalau aku gak mau kuliah. Ini bukan passionku!!

Mika is calling….

Tumben amat ini anak nelfon…

“Halo, Assalamualaikum. Gimana ka?”

“Wa’alaikumsalam. Taaaa!! Gaji aku udah cukup buat daftar kuliah!!”

 “haaaa??!!! Emang kamu jadi mau kuliah?”

“Iyadonggg. Kan niat aku mau kerja dulu ngumpulin uang terus aku kuliah!”

haaa? Yakin nih si mika mau kuliah? Aku aja udah mau kabur. Capek. Males.

“terus nih ya ta.. aku pengen aja bahagiain orang tua aku gitu. Pokoknya kalau ada info-info pendaftaran mahasiswa baru dikampusmu bilang ya ta”

“iya okeoke siap komandan. Btw, aku lagi nugas nih. Ntar lanjut lagi ya. Bye!”

bukan karna aku nugas lalu mengakhiri telfon mika. Itu hanya bullshit! Ya itu hanya alasan karena aku sudah muak bicara tentang kuliah. Sudahku bilangkan? Aku sudah capek!

Rasanya udah gak kuat sama dunia kuliah karna aku nggak nemuin passionku disini. Pengen cuti dan ngafal Qur’an ajah. Atau aku mangkir aja sampai di DO? Ah sudahlah! Rasanya aku hanya ingin mengakhiri apa yang sudah kumulai. Mengakhiri hafalanku sampai tamat 30 juz. Bukankah ketika kita memulai harus ada yang diakhiri? Layaknya pertemuan dan perpisahan?

FIX aku ingin berhenti kuliah dan mempelajari Al-Qur’an saja seperti beberapa teman SMA ku di boarding school. Kuingin seperti mereka yang menjalani hidup tanpa beban. Dan aku rasa, mempelajari Al-Qur’an adalah passion semua orang.

Tapi… yang jadi masalah, apa aku berani bilang bapak ibu? Sedangkan mereka sudah berharap banyak dengan anaknya ini.

Aaaaarrgghhhh!!!

Aku frustasi. Kujalani mual. Kuakhiripun tak tega.

Teringat bapak pernah bilang:

“kamu sudah kelas 3 SMA ya nduk? Bapak pengin kamu kuliah. Meneruskan cita-cita bapak yang ingin kuliah tak tercapai karna faktor biaya. Yah walaupun bapakmu ini seorang petani yang uangnya pas-pasan. Tapi bapak berharap banyak sama kamu”

hmmm. Makin ngerasa bersalahkan kalau inget kata-kata bapak. Kulihat jam sudahn jam 22.23 WIB. Sudahlah pikirkan kapan-kapan saja. aku harus tidur. Besok kuliah pagi!

------------------

Pukul 08.50 dikampus

Drrrrrtttttttt. Drrrrttttttt. Ada WA masuk

“Ping”
“ta, lagi dikampus enggak?”

tumben amat si tasya wa.

“iya sya. Baru keluar jam pertama nih. Knp ?”

Ternyata tasya minta reuni. Berdua. Ya reunian berdua.

---DIKAFE DEKAT KAMPUS---

“eh ta, katanya si mika bakal nyusul kesini ya?” kata tasya

topic berat. Ngomongin kampus -__-
“gatausih, kemarin emang nanya-nanya gitu tentang kampus ke aku.  Mungkin mika kira enak apaya kuliah (?)”

“loh, maksudmu apa? Bukannya dari SMA kamu yang paling semangat buat kuliah ya? Aku aja seneng banget. Ah rasanya indahhhhhh,” tasya mengangkat tangannya lalu digenggam dan disimpan dideket pipi sambil berbinar “yah walaupun anak akuntansi dicap pelit. Tapi akusih bodoamat. Yang penting aku baik gak pelit”

terserah kamu sya mau ngomong apa. Akusih bodoamat. Mau berhenti. Bentar lagi kita gak ketemu sesering ini lagi.

“kamu kenapadeh ta? Diem aja. Jutek gitu. Cepet tua baru tau rasa!”

lah, si tasya peka.

“kalau aku berhenti kuliah gimana ya ta?” tanyaku ragu

“yaudah simple. Tinggal berhenti trus bapak-ibu kamu sedih”

“iiihhhh!!! Apaansih? Orang cuman nanya jawabannya begitu” kezel akoh -,-

“dengerin aku ya ta. Aku tau kamu gak suka masuk arsitektur yang kamu bilang nyapein, trus harus menggambar menggaris tanpa penggaris, tidak boleh menggunakan penghapus, harus menggunakan teknik tebal-tipis, rendering (arsiran) untuk menghasilkan bayangan, dan digambar secara perspektif,. Yah, itu semua yang enggak kamu suka suka ditambah harus memiliki kemampuan mewarnai dan kemampuan berpikir spasial. Yah, kurang lebih semua itu kamu gak suka. Aku tau taaa. 3 tahun seatap bareng kamu. Bahkan kita sekarang sekampus.”

Aku cuman diem dengerin tasya ngomong. Sambil mikir kenapa ini anak tau banget sih? Ah tasya emang BFF banget!!! Tapi ini keknya dia serius.

“kamu tau kenapa aku hafal banget tentang kamu?”

“kenapa?” jawabku

“kamu ngomong begitu tiap aku main kekosan kamu. Bahkan setiap kita ketemu! Gimana gak hafal? Kamu itu kurang bersyukur. Istigfar banyak-banyak. Sekarang aku udah gak bisa diem aja dengerin keluh kesah kamu yang gak ada untungnya itu”

Speechless

“Taaa, Cinta Annisa Nabila. Dengerin aku baik-baik. Passion adalah fake. Karna didunia ini ya begini keadaannya dan mau gak mau, suka gak suka ya emang harus dijalani. Karna diluar sana banyak orang yang pengin dapetin posisi kaya kita ta. Betapa banyak orang diluar sana yang gak bisa sekolah gara-gara gak punya uang. Dan kita masih mikirin soal passion? Mari kita pelajari tentang passion ta. Agar kita tau bagaimana caranya bersyukur. Ketika kita sudah memilih jalan hidup, maka kita sudah wajib untuk menyelesaikannya.”

Ada jeda. Dan aku masih diam

“Coba kita bayangin, ibadah itu wajibkan? Apa kita harus nunggu passion dulu? Nunggu sesuai kita pengennya dulu? Please deh taaaaa. semua itu emang sudah kewajiban dan kita harus siap ngejalaninnya. Beribadah, menuntut ilmu, dan kerja. Semua itu adalah kewajiban. Apa kita harus passion dulu?  Bisa bisa kita mati kelaparan.” Tasya tarik nafas

“Cinta, menurutku, hakikatnya ketika kita bisa makan, lenje-lenje, tidur nyenyak aja udah Alhamdulillah. Diluar sana masih banyak orang yang kekurangan dan berharap jadi seperti kita saat ini. Apalagi kalau kuliahnya dibantu, entah lewat beasiswa, SNMPTN, SPAN, channel sekolah, dll. Sangat disayangkan kalau kita menyia nyiakan begitu sajah. Ayo taaa, bersyukur. Udah saatnya kita melalui ujian dari Allah. Kamu itu sedang di uji, Allah ingin kamu melalui ujiannya dengan baik. Aku yakin kamu bisa. Bahkan, dengan kamu yang sesibuk sekarang, aku yakin kamu bisa menambah hafalan. Aku tau kamu akhir-akhir ini hanya murajaah tanpa menambah hafalanmu. Aku yakin kamu bisa jadi arsitek yang hafal Al-Qur’an nantinya. Itu semua bisa mewujudkan cita-cita bukan? Cita-citamu dan orangtuamu”

aku nangis. Tasya benar. Aku gak bersyukur. Aku harus melalui ujian ini dengan baik

“sya, makasih. Aku rasa kamu lagi kesambet!” jawabku sambil tertawa

“eh dasar! Temen macem apa loh?”

“hahahhahaha” tawa kami bersama

---3 tahun berlalu---

“para wisudawan bisa duduk kembali”


Yap! Hari ini aku wisuda. Aku rasa aku hampir selesai menyelesaikan ujian ini. Dan tentang hafalan, aku juga sudah menyelesaikannya 2 bulan kemarin. Setelah percakapan dengan tasya disemester 2 lalu, aku sadar hidup itu harus disyukuri. Bukan ketika kita tak suka maka kita tinggalkan. Dan bukankah yang buruk bagi kita belum tentu buruk bagi Allah?

-END-



PS. Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata dan diskusi diobrolan grup whats*pp alumni SMA saya. Dan juga ada kata-kata diawal yang saya kutip digambar status seseorang tanpa mengetahui siapa pengarang tulisan miring diatas. Semoga bermanfaat

Jumat, 19 Januari 2018

SUDAH KHITBAH TAPI GAGAL NIKAH ???

oleh : Anggi Prasetyo                               

Khitbah menurut para fuqaha adalah permintaan seorang pria kepada seorang wanita tertentu secara langsung untuk mengisterikannya atau kepada walinya dengan menjelaskan hal dirinya dan pembicaraan mereka dalam masalah aqad, harapan-harapannya dan harapan mereka mengenai perkawinan. Demikianlah, Imam Muhammad Abu Zahrah didalam kitabnya Akhwalusy Syakhsiyyah.[1]
Meski telah melaksanakan khitbah, tidak ada suatu kepastian bahwa keduanya pasti akan menikah. Kegagalan bagi kedua calon untuk bersanding di pelaminan masih tetap ada dengan adanya satu atau beberapa masalah yang terjadi. Jika akhirnya pernikahan tidak terwujud, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni:
1.     Menjaga Hubungan Baik
Meski perkawinan tidak terwujud, silaturahmi yang telah dibangun antar kedua belah pihak tidak boleh putus. Kemudian kedua belah pihak juga harus menyadari bahwa kegagalan mereka menjadi satu keluarga besar adalah takdir yang terbaik dari Allah SWT sehingga tidak menjadikan kedua belah pihak menjadi patah arah untuk tetap berhubungan baik. Salah satu cara untuk tetap menjaga hubungan baik antara keduanya adalah tidak menceritakan hal-hal yang bersifat rahasia lagi pribadi masing-masing pihak kepada pihak-pihak luar.
2.     Masalah Hadiah
Selama tahap meminang, pihak lelaki dianjurkan memberikan hadiah kepada pihak perempuan selama hal itu tidak memberatkan. Apabila kemudian hari keduanya tidak dapat melanjutkan ke jenjang pelaminan, menurut madzhab maliki, apabila pembatalan dilakukan oleh pihak laki-laki, maka tidak berhak meminta kembali hadiah yang telah diberikan. Sedangkan apabila pembatalan dari pihak perempuan, maka hadiah tersebut harus dikembalikan. Sebaiknya masalah ini dimusyawarahkan secara kekeluargaan sehingga dapatlah melegakan semua pihak tanpa harus bersitegang dalam urusan yang sebetulnya bukan masalah yang besar.



[1] Abdul Hadi, FIQH MUNAKAHAT Seri 1:Duta Grafika, 1989 hlm 24-25

Kamis, 18 Januari 2018

Parfum Peradaban Trend Kader Zaman Now



Oleh : ichwan Hidayat

Zaman now, begitulah orang menyebutnya. Gambaran bergesernya antara trend yang lama menuju trend yang lebih bekend dan baru atau berpindahnya tata nilai moral dan struktural antara satu abad ke abad yang lain yang menggambarkan sebuah kemajuan bangsa pada zamannya. Bagaimana tidak bahwa Kemudahan dan kecepatan merupakan hal yang harus dimiliki pada abad ini yang bisa dibilang lebih new.

Hidup di zaman yang makin terglobalisasi atau orang menyebutnya ”Perkampungan Global” (Global Village) yang menghapus batas batas bangsa yang dimana manusia pada zaman ini di tuntun untukk berakselerasi teknologi.

Time space distanciation telah menawarkan beragamnya informasi dari yang masuk ke dalam perangkat walaupun berasal dari belahan dunia manapun.

Semua hal yang baru ini berdampak pada perubahan entitas nilai moral suatu bangsa dan bagaimapun kita harus di tuntut untuk mengikuti perkembangan zaman yang ada.
Disinilah telak tantangan dan juga persiapan bagi para Kader KAMMI untuk memanfaatkan Momentum bergeraknya suatu zaman yang old ke now. KAMMI sebagai salah satu gerakan untuk mencerahkan   dan   meningkatkan   kualitas   masyarakat   Indonesia  sudah sepantasnya mengikuti dan mengembangkan pontensi zaman yang tidak mungkin bisa terelakkan.

1. Trend Riset dan teknologi
Pemahaman yang mendalam mengenai suatu persoalan dan menghasilkan solusi yang bermanfaat bagi zaman adalah hal yang dibutuhkan pada zaman Now. Kader dituntun untuk memberikan solusi bukan hanya sekedar apriori dan berujung pada taklid. Melek akan teknologi akan membantu untuk mengembangkan riset riset terdepan yang berguna bagi masyarkat dan linkungan sekitarnya. Bayangkan jika tiap tiap Komisariat melakukan riset mengenai hal hal kecil yang terukur dan memberikan sumbangsihnya pada masyrakat maka mungkinlah bahwa di 100 tahun usia bangsa indonesia tagline menjayakan indonesia di 2045 akan terwujud.

2.  Trend Minat dan Bakat.
Siapa yang tidak suka melakukan hobi yang bermanfaat. Bakat Desain, jurnlistik, olahraga dsb merupakan modal awal dalam mendongkrak peran kader KAMMI dalam menjalankan fungsinya di Masyarakat. Sangatlah tidak mungkin jika seseorang tidak memiliki bakat apapun walau hanya menulis di lembaran kertas itu merupakan bakat yang tinggal disirami dan dipupuk. Peran KAMMI menjaring dan mengumpulkan bakat bakat terpendam para kader dengan memberikan pelatihan sarana dan prasrana seperti Kelas bakat, kelas minat atupun pelatihan berkelanjutan yang sifatnya memantapkan potensi kader dan menyiapkan kader untuk melenggang di dunia kerja. Pengembangan bakat sangat diperuntukan karen pada zaman bukan lagi nilai yang bersaing namun juga kapabilitas seberapa hebatnya skillmu juga yang bisa diadu.

3. Trend  Muda Mandiri
Kemandirian dalam menghasilkan sesuatu merupakan dambaan bagi sebagian orang walaupun tidak sedikit yang menginginkan hal praktis. Kemandirian bisa dilihat dari segi seberapa besar seseorang mendapatkan penghasilannya dari usaha yang mereka lakukan. Menjadi pengusaha muda yang mandiri memang sebuah proses dan pilihan tergantung dari mana kita yang membutuhkan. Zaman now menantang kita untuk menjadi entrepreneur yang difasilitasi dengan kecanggihan zaman dimana modal uang adalah nomer sekian.
KAMMI harusnya mampu mewadahi dengan mempersiapkan kader untuk menempa kualitas diri.

Area kompetisi pertama kali bagi para kader zaman now adalah dirinya sendiri dan KAMMI hanya sebagai lab untuk membrikan rumus dan formulasi bagaimana kader menjawab persoalan yang ada.

Kesuksesan hidup di era tanpa batas dan serba praktis menjadi taruhan apakah formulasi yang dibentuk dan diciptakan pada masing masing komisariat mampu menjawab tantangan globalisasi. Keyakinan penuh sebagai tinta emas di tahun 2045 adalah spirit yang harus dijaga dan kata ketidakmungkinan bagi kader KAMMI hanyalah sebagai mitos karena zaman now adalah zamannya kader KAMMI unjuk gigi.