Minggu, 08 Oktober 2017

Mengingat Kawan Kapitalisme

Oleh: Ichwan Hidayat Tulloh ketika era developmentalisme berakhir. Globalisasi muncul bak pahlawan penyelamat yang seakan akan menjadi Power Ranger berkostum merah. Rancangan kekhwatiran ekonomi politik yang dibawa seakan menambah panjang sejarah kapitalisme dan liberalisme di tanah bekas jajahan. Modernitas menjadi anak dari globalisasi yang menyebar cepat layaknya kanker yang di topang empat pilar.Kapitalisme,Bangsa Negara,Militer dan Industrialisasi. Ternyata pengertian economic and politics which a country's tidak main main. Kapitalism berdiri tegak dan menari leluasa melalui industrialisasi politik. Proklamasi kapitalisme terbesar sejak tahun 1774 cetusan Adam smith lewat karyanya The wealth of nation : an inquiry into nature and causes. Pernyataannya bahwa keserahakan individu tidak bertentangan dengan kepentingan umum. Keserakahan merupakan faktor penggiat untuk mendorong individu bekerja keras mencari keuntungan pribadi dan akan menghasilkan banyak barang dan jasa. Semakin banyak untung akan membuat individu lain berusaha mengimbangi dan terciptalah kompetisi bebas _(laissiz failure)_ . Maka seorang buruh yang ditindas majikan akan pindah ke majikan yang tidak menindas. Akibatnya majikan kekurangan buruh untuk mengatasi kekurangan buruh dan berkompromi dengan buruh untuk menghapus penindasan. Dengan demikian penindasan akan terhapuskan lewat persaingan bebas _(invisible hand)_. Merencanakan pasar layaknya takdir kedepan seperti kapitalisme dengan norms yang dibuat lewat pasar. John Locke filsuf abad 18, kaum liberal ini adalah orang-orang yg memiliki hak untuk 'hidup, merdeka, dan sejahtera'. Orang-orang bebas bekerja, bebas mengambil kesempatan apapun, bebas mengambil keuntungan apapun, termasuk dalam kebebasan untuk 'hancur', bebas hidup tanpa tempat tinggal, bebas hidup tanpa pekerjaan. Hal ini lah yang membuat kapitalisme menerima ketabahan ketika terjadi kegagalan. Modal, komoditas dan uang adalah hal yang di dambakan setiap insan namun tidak setamak individu yang di selimuti keserakahan berlaber kapitalisme. Eksploitasi tenaga kerja layaknya menganggap manusia seperti robot bukan kerabat maupun partner. Kau anggap kami layaknya laron laron berpendidikan yang bebas kau peras tenanga dan otaknya namun upah tak sebandig dengan usaha. The great depression mungkin belum cukup untuk menyadarkan betapa lemahnya dirimu. Bretten wood apakah hanya jadi simbolik semata. Negara mulai memperdulikan kesejahteraan dan mengatur tanan negara sesuai kewajiban. Walfare state mulai terbayang di angan bagaimana indahnya negara yang layak dihuni oleh rakyatnya. 1973 ketika amerika mendukung Israel dalam perang Yom Kippur. Timur tengahpun murka dengan melakukan emargo kepada Amerika dan sekut sekutunya. melipatgandakan harga minyak dunia. Hal itu membuat para elit politik di negaranegara sekutu Amerika Serikat berselisih paham sehubungan dengan angka pertumbuhan ekonomi, beban bisnis, dan beban biaya-biaya sosial demokrat (biayabiaya fasilitas negara untuk rakyatnya). Pada situasi tersebut muncul kembali ide liberalisme, tidak hanya di tingkat nasional dalam negeri tapi juga di tingkat global di IMF dan World Bank. Individu menginginkan kebebasan dan intervensi negara harus berkurang. Individu harus menciptakan kebebasan pasar dengan minimnya campu tangan pemerintah. Kelahiran Neo Liberalisme dan dukungan mazhab chichago dengan pelopornya Milton Friedman. Perpanjangan kapitalisme yang di bungkus berbagai macam warna membuat Rakyat semakin menderita dan pemilik kekuasaan lah sang rajanya dengan Modal sebagai bala tentaranya. Bukankah keserakahanmu adalah kehancurahnmu. Maka kehancuran mana lagi yang kau dustakan.

0 komentar:

Posting Komentar