Oleh: Budiman Prastyo
Ketua Departemen Kajian dan
Strategi
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ
مِّن طِينٖ ١٢ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ
فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ
مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ
أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. (QS. Al-Mu’minun[23]: 12-14).
di dalam Tafsir Ibnu Katsir,
قول تعالى
مخبرا عن ابتداء خلق الإنسان من سلالة من طين ، وهو آدم ، عليه السلام ، خلقه الله
من صلصال من حمأ مسنون .
وقال الأعمش
، عن المنهال بن عمرو ، عن أبي يحيى ، عن ابن عباس
): من سلالة من طين)
قال : صفوة الماء .
وقال مجاهد ): من سلالة ( أي : من مني آدم .
قال ابن جرير
: وإنما سمي آدم طينا لأنه مخلوق منه .
وقال قتادة :
استل آدم من الطين . وهذا أظهر في المعنى ، وأقرب إلى السياق ، فإن آدم ، عليه
السلام ، خلق من طين لازب ، وهو الصلصال من الحمأ المسنون ، وذلك مخلوق من التراب
، كما قال تعالى ) : ومن آياته أن خلقكم من تراب ثم إذا أنتم بشر تنتشرون ] ( الروم : 20
[ .
Allah Ta’ala berfirman menceritakan permulaan
kejadian manusiayang dibentuk dari saripati tanah, yaitu Adam, ‘alaihissalam,
Allah menciptakan Adam dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam
yang diberi bentuk.
Al-A’masy berkata, dari Al-Minhal ibn ‘Amr,
dari Abu Yahya, dari Ibn ‘Abbas: sehubung dengan makna firman-Nya (Dari
saripati (berasal) dari tanah), yakni dari saripati air.
Mujahid mengatakan: sehubung
dengan makna (min sulaalatin) artinya air mani anak Adam.
Ibnu Jarir mengatakan:
sesungguhnya manusia pertama dinamakan Adam karena ia diciptakan dari tanah
liat.
Qatadah berkata: anak adam
dicpitakan dari tanah liat.
Pendapat ini lebih jelas
pengertiannya dan lebih mendekati konteks ayat, karena sesungguhnya anak
diciptakan dari tanah liat, yaitu tanah liat kering yang berasal dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. Hal ini berarti Adam diciptakan dari tanah, seperti
yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman:
)وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَكُم مِّن
تُرَابٖ ثُمَّ إِذَآ أَنتُم بَشَرٞ تَنتَشِرُونَ(
الروم : 20
Makna
saripati tanah (inti sari tanah) juga secara semantik dijelaskan dalam tafsir
Jalalayn,
(Dan) Allah telah berfirman, (Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia) yakni Adam (dari suatu sari pati)lafal Sulaalatin berasal dari perkataan Salaltusy Syai-a
Minasy Syai-i, artinya aku telah memeras sesuatu daripadanya, yang dimaksud
adalah inti sari dari sesuatu itu (berasal dari tanah).
ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ
مَّكِينٖ ١٣
Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)
)ثم جعلناه
نطفة) : هذا الضمير عائد على جنس الإنسان ، كما قال في الآية الأخرى
): وبدأ خلق
الإنسان من طين ثم جعل نسله من سلالة من ماء مهين ] ( السجدة : 7 ، 8 [
Dhamir yang terdapat pada ayat ini
kembali pada jenis manusia, sama halnya dengan apa yang terdapat di dalam ayat
lain melalui firman-Nya: (Dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air hina)
[As-Sajadah: 7-8].
Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa
manusia berasal dari tanah. Tanah merupakan unsur terpenting yang melengkapi
susunan tubuh manusia. Dari unsur tanah
ini, pross penciptaan berlanjut tahap
demi tahap dalam bentuk komposisi kimiawi yang sangat diperlukan untuk penyusun
tubuh manusia. Susunan tubuh manusia berdasarkan biokimia tersusun dari
Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Komponen tersebut banyak ditemukan di dalam
tanah .Dengan melalui proses kimia akan membentuk gugusan atom (molekul)
penyusun tubuh . Unsur- unsur tersebut yaitu Karbonat (CO3), Oksigen
(O2), Hidrogen (H2), Pospor (P), Kalsium (Ca),
Votasium,Sodium, Magnesium (Mg), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Yodium(Y), Florit,
Kobalt (Co), Seng (Zn), Silikon (Si) dan Aluminium (Al).
Dalam
Ayat selanjutnya, Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan kata Rahim, membandingkan
dengan ayat Qur’an surat Al-Mursalat: 20-21. Rahim sebagai tempat yang kokoh
dalam penyimpanan bakal individu.
ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ
فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ
لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ
١٤
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Ibrahim, I.A (2008) menjabarkan
secara harfiah, kata alaqah memiliki tiga arti: (1) lintah, (2) sesuatu
yang tergantung, dan (3) gumpalan darah. Apabila ditinjau dari arti pertama,
janin memiliki karakteristik yang sama dengan lintah, dimana masih menghisap
(bergantung) dengan yang lainnya—mendapatkan sumber makanan dari induknya.
Dalam artian segumpal darah ini sudah begitu jelas menunjukkan bahwa memang
substansi janin terdiri dari darah yang menggumpal. Fakta lain, darah dalam
janin tidak mengalir hingga akhir minggu ketiga—hal ini juga dapat dikatakan
bahwa darah ini menggumpal.
Pada tahun 1981, dalam Konferensi Medis
Ketujuh di Dammam, Arab Saudi, Profesor Moore mengatakan: “Saya sangat
berbahagia dapat memberi penjelasan atas pernyataan-pernyataan dalam Al Qur’an
mengenai tahap-tahap perkembangan janin manusia.” Profesor Moore sangat
mengagumi bahwa Al-Qur’an juga telah menjabarkan secara lengkap (susunan
pembentukan individu manusia) jauh sebelum teknologi kedokteran ditemukan. Hal
ini terlalu modern pada zaman pada waktu itu (masa kerasulan).
Banyak fakta-fakta Al-Qur’an yang sebenarnya
membuat bingung para saintis. Fakta-fakta ini merupakan bagian kecil saja yang
dapat diungkap dalam tulisan ini, yang membuka wawasan mengenai dunia sains
modern. Bagaimana mungkin, Al-Qur’an yang sudah dirisalahkan kepada Nabi
Muhammad 1400an yang lalu ini dapat bersifat ilmiah-modern. Dari manakah Nabi
Muhammad mendapat informasi itu semua?. Allah Subhanahu wa ta’ala dengan
firman-Nya, dan zat-Nya Yang Maha Haq yang Menurunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi orang-orang yang berpikir.
Wallahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar