Sebagai
mahasiswa yang suka melawan arus, Saya cenderung lebih suka band-band Indie
yang tidak pasaran dan lebih terkesan ekslusif. Di antaranya ada Banda Neira,
dengan duo personil antar pulau – antar kelamin, Ananda Badudu dan Rara Sekar
yang ternyata kakak kandung Isyana Saravasati sangat pintar menciptakan
lagu-lagu indie folks yang memanjakan telinga. Dalam lagu-lagunya penuh lirik
yang dalam tapi sederhana, seperti “Pangeran Kecil” yang terinspirasi dari Dongeng
Dunia Le Petit Prince atau “Mawar”
tentang protesnya terhadap
ketidakjelasan peradilan HAM di Indonesia. Tapi lagu di artikel ini yang akan
saya bahas adalah “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti”.
Judul lagu yang sekaligus Nama Album
Terakhir Mereka sebelum Bubar itu menceritakan tentang tidak adanya sesuatu
yang abadi di dunia ini, bahwa semuanya hanyalah soal perputaran tanpa henti.
Menurut saya pribadi, lagu ini harusnya bisa menggambarkan semangat Regenerasi
Perjuangan Kader KAMMI. Bagaimana bisa? Mari kita bedah Liriknya!
Jatuh dan tersungkur di tanah aku
Berselimut debu, sekujur tubuhku
Panas dan menyengat
Rebah dan berkarat
Pada
bagian ini menjelaskan bahwa semua kepengurusan ada masanya untuk jatuh.
Masanya untuk istirahat, rebah dalam tenangnya. Tanpa perlu lagi memikirkan
bagaimana MK berjalan atau dimanakah DM1 akan dilaksanakan. Sudah saatnya
mereka istirahat.
Di mana ada musim yang menunggu?
Meranggas merapuh
Berganti dan luruh
Bayang yang berserah
Terang diujung sana
Di sini, diperjelas bahwa hakikatnya
kita mempersiapkan apa-apa yang perlu dipersiapkan dalam menyambuat
kepengurusan baru. Kita boleh saja, berganti dan luruh. Tapi kita harus tahu,
kemana bayang ini akan berserah? Kemana kepengurusan ini akan diberikan? Apakah
mereka sudah siap jadi penerus terang yang dibawa selama kepengurusan
sebelum-sebelumnya? Membawa semangat menyala Ke-kammi-an? Semua pertanyaan itu
hanya kita selaku mawaris yang bisa menjawabnya.
Yang patah tumbuh, yang hilang
berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat
nanti
Yang pernah jatuh, kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang
berganti
Pada bagian reff, kita akan paham
makna dari regenarasi, bahwa ini bukan sekedar berusaha menjadi makin sempurna
dari kepengurusan sebelumnya. Tapi bagaimana kita memaknai setiap baris
perjuangan dari kepengurusan sebelumnya dan menggunakan pengalaman itu dengan
cara yang fleksibel dan dinamis. Tidak perlu kita menjadi senior-senior
menyebalkan yang kesal bila ada cara-cara dalam kepengurusan baru yang berbeda
dan tidak sesuai dengan ego kita. Ini masa mereka. Biarlah mereka berbakti
kepada Komsat, Kamda dan Indonesia dengan caranya masing-masing. Karena
sekalipun itu hal yang sia-sia, bisa saja esok menjadi makna.
0 komentar:
Posting Komentar