Selasa, 19 September 2017

Regenerasi Perjuangan KAMMI Ala Banda Neira




Sebagai mahasiswa yang suka melawan arus, Saya cenderung lebih suka band-band Indie yang tidak pasaran dan lebih terkesan ekslusif. Di antaranya ada Banda Neira, dengan duo personil antar pulau – antar kelamin, Ananda Badudu dan Rara Sekar yang ternyata kakak kandung Isyana Saravasati sangat pintar menciptakan lagu-lagu indie folks yang memanjakan telinga. Dalam lagu-lagunya penuh lirik yang dalam tapi sederhana, seperti “Pangeran Kecil” yang terinspirasi dari Dongeng Dunia Le Petit Prince atau “Mawar” tentang  protesnya terhadap ketidakjelasan peradilan HAM di Indonesia. Tapi lagu di artikel ini yang akan saya bahas adalah “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti”.
            Judul lagu yang sekaligus Nama Album Terakhir Mereka sebelum Bubar itu menceritakan tentang tidak adanya sesuatu yang abadi di dunia ini, bahwa semuanya hanyalah soal perputaran tanpa henti. Menurut saya pribadi, lagu ini harusnya bisa menggambarkan semangat Regenerasi Perjuangan Kader KAMMI. Bagaimana bisa? Mari kita bedah Liriknya!
Jatuh dan tersungkur di tanah aku
Berselimut debu, sekujur tubuhku
Panas dan menyengat
Rebah dan berkarat
Pada bagian ini menjelaskan bahwa semua kepengurusan ada masanya untuk jatuh. Masanya untuk istirahat, rebah dalam tenangnya. Tanpa perlu lagi memikirkan bagaimana MK berjalan atau dimanakah DM1 akan dilaksanakan. Sudah saatnya mereka istirahat.
Di mana ada musim yang menunggu?
Meranggas merapuh
Berganti dan luruh
Bayang yang berserah
Terang diujung sana
            Di sini, diperjelas bahwa hakikatnya kita mempersiapkan apa-apa yang perlu dipersiapkan dalam menyambuat kepengurusan baru. Kita boleh saja, berganti dan luruh. Tapi kita harus tahu, kemana bayang ini akan berserah? Kemana kepengurusan ini akan diberikan? Apakah mereka sudah siap jadi penerus terang yang dibawa selama kepengurusan sebelum-sebelumnya? Membawa semangat menyala Ke-kammi-an? Semua pertanyaan itu hanya kita selaku mawaris yang bisa menjawabnya.
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat nanti
Yang pernah jatuh, kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
            Pada bagian reff, kita akan paham makna dari regenarasi, bahwa ini bukan sekedar berusaha menjadi makin sempurna dari kepengurusan sebelumnya. Tapi bagaimana kita memaknai setiap baris perjuangan dari kepengurusan sebelumnya dan menggunakan pengalaman itu dengan cara yang fleksibel dan dinamis. Tidak perlu kita menjadi senior-senior menyebalkan yang kesal bila ada cara-cara dalam kepengurusan baru yang berbeda dan tidak sesuai dengan ego kita. Ini masa mereka. Biarlah mereka berbakti kepada Komsat, Kamda dan Indonesia dengan caranya masing-masing. Karena sekalipun itu hal yang sia-sia, bisa saja esok menjadi makna.

0 komentar:

Posting Komentar