Manusia hidup di muka bumi
ini pasti mempunyai suatu harapan. Apapun akan dia pertahankan dan dia jaga
agar apa yang selama ini dia harapkan dapat tercapai. Entah sadar atau tidak,
harapan-harapan itulah yang menyemangati mereka.
Tapi sayangnya, terkadang harapan tak selaras dengan apa yang diupayakan. Manusia dengan seluruh usahanya yang terbatas kerap kali mendapatkan kegagalan. Itu pasti, karena begitulah karakter kehidupan. Tak ada yang sempurna. Bahkan kalo mau jujur, banyak sekali kenyataan hidup yang kita alami sekarang ini, yang tidak sesuai dengan harapan-harapan kita di masa lalu.
Marah, kecewa, bete banget, hingga terhanyut ke suasana
yang malas untuk beraktivitas. Hingga berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan berabad-abad lamanya (impossible).
Ya nggak sih? Abis itu nyalahin keadaan. Apakah itu benar? NO, IT WAS
VERY WRONG.
Lalu, gimana sikap yang
seharusnya bila kenyataan tak sesuai dengan yang kita harapkan?
Salah satu obat ketika
keinginan tak sesuai harapan dan kenyataan tak sesuai keinginan adalah
ikhlaslah menerima ketetapan Allah saat itu. Ketika kita membuat rencana dan sangat
berusaha agar kenyataan berbanding lurus dengan apa yang kita inginkan, namun pada
akhirnya tidak sesuai dengan harapan, berarti Allah memiliki rencana lain yang
jauh lebih indah daripada rencana kita. That’s it. Enough. Let He works
His Way. Allah selalu memainkan skenario-Nya dengan sangat cantik
dan indah.
Perih, pedih, tersayat-sayat
adalah hal yang manusiawi, ketika kita tak langsung beradaptasi dengan
‘keinginan’ Allah. Tapi jika seketika mampu menyadari, oh, There He
goes,… It is You who’s working. Lebih mudah untuk melunturkan rasa
kecewa dan rasa luka dalam dada. Yang membuat semakin sakit dan sesak di dada
ialah ruang ikhlas menerima kita terlalu sempit. Perluaslah. Sedikit demi
sedikit. Pelan pelan. Insyaa Allah bukan lagi lega yg dirasa, tetapi sakinah
(ketenangan), bahagia dan juga membuat Allah ridha.
Ingatlah, Allah memberikan
yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Sebab jika semua keinginan
manusia pasti terpenuhi, maka manusia akan sombong dan merasa tidak membutuhkan
Allah. Meskipun terkadang kenyataan tak sesuai harapan, jangan jadikan itu
alasan untuk mengkerdilkan pribadi kita. Melainkan jadikan itu untuk
memperbaiki kualitas diri kita. Hanya pribadi yang berkualitaslah yang mampu
menyadari bahwa kenyataan yang tak sesuai harapan juga sebuah kenikmatan.
Sebuah kenikmatan berupa sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
“Saat HARAPAN tidak sesuai
dengan KENYATAAN”. Allah tahu, bahwa itu bukanlah yang terbaik untuk kita,
kemudian Dia mengganti rencana kita dengan rencana-Nya yang jauh lebih
sempurna. Allah berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah :
216).
Jangan
pernah menyerah ketika harapan-harapan kita belum terkabulkan. Kita sebagai
manusia hanya dapat menuliskan semua rencana kita karena kita mempunyai pensil
dan pensil itu memang milik kita. Tetapi, berikanlah penghapus itu kepada
Allah, biarkanlah Allah yang menghapus bagian yang tidak baik untuk kita dan
menggantikannya dengan yang jauh lebih baik.
Karena, Dia tak mungkin memberi sesuatu yang tidak
baik. Impossible sekali. Dia selalu ingin yang terbaik bagi umat-Nya. Bahkan memberikan yang terbaik dari yang paling baik. Dia sangat special membimbing kita, dengan takdir-Nya, agar kita mampu
mengembalikan semuanya kepada-Nya. Then
everything will be working, be letting go all of our frustrating feeling.
--------------------------------------------------------------------------------------------
When something bad happens
you have three choices :
a) You can either let it
define you
b) Let it destroy you
c) You can let it
strengthen you
~ PLEASE CHANGE A MINDSET
~
Menginspirasi ....
BalasHapusDuh kak ica, ngefens deh
BalasHapus