TIPS GOKS berkawan walau kamu lagi benci bencinya
sama dia
Sebuah
kehidupan baik berumah tangga atu berumah kos, pastilah menemukan banyak sekali
konflik. Ketidaksepakatan. Masalah. Hasil yang tak sesuai haparan. Jealous
Kita
telah bersepakat bahwa penyesalan muncul di akhir. Iya tho? Seringkali kita
akan kembali tertawa saat mengingat apa sebab sebab kita berkonflik. Lucu
sekali. Hal hal sepele yang kita sendiri malu, bahkan bertanya “kok aku kayak
gitu banget ya dulu?”. Ya semacam kamu ambil stok indomie terakhirnya, atau
pinjem motor kembali dalam keadaan tangki kosong atau kamu gak sengaja lihat
dia chat sama orang yang kamu sukai. Plis deh.
Tapi
ingat, tips ini hanya buat menyambung hubungan pertemanan dan persahabatan.
Kalau buat hubungan pacar yang samar-samar cenderung bid’ah, jangan deh. Tidak
direkomendasikan.
Pertama,
tetaplah menyapa dan tersenyum. Berat rasanya dalam kondisi bermusuhan tapi
kudu melakukan itu. Makin susah kalau ternyata kalian ada dalam satu
organisasi, kelas, kelompok belajar, atau bahkan satu kamar. Piye jal? Kamu
harus terus pertahankan sapaan salammu dan simpul senyummu. Gitu. Kalau kamu
tak melakukan itu, beuuuh, makin berantakan hubungan kau. Muncul terus tuh
prasangka, perasaan benci. Padahal aslinya kalian sama sama berpikiran, “kenapa
ya kok kita jadi benci gini. Mau nyapa kok jadi gak enak”. Asli deh, kalian
lagi sama sama bingung gimana memulai hubungan ini kembali.
Kedua,
ulurkan tanganmu, dan katakan “aku minta maaf ya”. Tips apaan ini? Eittss,
tunggu dulu. Kamu pernah coba nggak? Emang sih, pasti kitanya sendiri yang
merasa gak salah apa-apa. Lha wong kita juga dalam keadaan marah, benci,
pastinya kita pun ada egoisme merasa paling tidak salah. Jangan gitu lah.
Jadilah yang pertama minta maaf, walau kamu juga bingung salahmu dimana.
Ketiga,
take a walk. Jalan kaki. Tapi kalau mau pake motor ya mangga aja.
Jalan-jalan bikin kamu rileks dan memiliki banyak waktu untuk memikirkan dosamu
itu. Dalam perjalananmu itu, cobalah kamu bicara sama dirimu sendiri. Lontarkan
pertanyaan-pertanyaan sederhana, yang akhirnya kamu jawab sendiri. Efek akan
lebih terasa bila dilakukan dengan jahr alias bukan dalam hati. Beneran.
Kayak orang baca teks drama gitu. Misal “kenapa ya kok aku benci sama dia?”,
“tapi emang dianya yang salah sih”, “atau akunya ya? Coba aku ingat salahku
dimana.”, “trus kok tadi aku sampai gak ngomong gitu sih. Melu deh.”, “jadi
lucu ingat hal tadi. Padahal dulu kita sering jalan-jalan bareng”, “kalau nanti
ketemu, aku mau ngomong apa?”
Keempat,
coba siapkan waktu yang paling baik menurutmu, pergilah ke suatu tempat makan
terbaik yang masih sesuai dengan kantongmu, dan traktirlah ia dengan menu
maksimal yang bisa kau beli. Emang sih, tips ini agak berat. But, just try
it. Ingat, ini bukan dilakukan setelah kalian baikan. Bukan. Tapi masih
dalam kondisi sangat membenci, klimaksnya. Maka paksalah dirimu buat melakukan
itu dan rasakan keajaiban yang terjadi. Heuheu.
Berikut
adalah hal yang harus dihindari. Curhat tentang kebencianmu ini kepada teman.
Loh kok? Gini gini, akan berbahaya bila kamu salah bercerita pada orang yang
salah. Curhat tentang permasalahan bilateral semacam ini dikhawatirkan akan
merembet pada banyak masalah lain. Entah ternyata orang yang kita curhati punya
hubungan tertentu dengan masalah itu yang malah bikin tambah masalah, atau
tanpa sengaja ‘niat membantu kawan curhatmu’ itu malah makin merusak hubungan.
Lah terus siapa orang yang benar? Itu dia. Itu yang sulit dicari. Karena orang
yang sangat kita percaya pun bisa saja lalai dan tanpa sengaja membuat masalah
bertambah. Toh juga kebencian itu juga paling-paling cuma beberapa menit aja. Gak
perlu lah sampai cerita-cerita. Tetep kalem bro. Mending dibikin novel aja.
Curhat
kepada orang lain juga berisiko kita melakukan hal teramat kriminal, yaitu
ghibah. Ih ngeri beud. Itu gak sadar kamu lakuin loh. Kondisi marah, pengen
cerita, eh malah kamunya yang ngejelek-jelekin orang lain. Bahkan aib yang gak
ada kaitannya sama masalah tersebut juga kamu umbar. Astaghfirullah.
Kelima,
nih yang paling mujarab. Eh, masih ada yang kelima ya? Hehe. Curhatlah sama
Allah. Wuiiss, emang langsung sembuh marahnya? Wes lah, coba aja dulu. Kamu
sampaikan keluh kesahmu. Tambah juga dzikir dan doa. Malah banyakin doa
kebaikan buat orang yang kau benci itu. Bener-bener doa yang baik loh. “ya
Allah, berikanlah hidayah kepadanya dengan kau timpakan musibah yang bisa bikin
dia sadar.” Jangan gitu doanya. Tapi gininih “ya Allah, aku juga gak tahu
kenapa dia benci sama aku hari ini ya Allah. Berikan dia rezeki yang banyak dan
berkah dengan Maha Pengasih mu. Bisa saja dia marah gara gara lapar ya Allah.”
Ini boleh lah. Plus, mendekatlah diri pada Allah. Dia lah yang sejatinya
memiliki perasaanmu dan dia. Asiiik.
Begitulah
Abdul Aziz
Manusia yang tersenyum dalam Kegalauan
Wah wah
BalasHapus