Minggu, 03 Desember 2017

TIPS GOKS



TIPS  GOKS berkawan walau kamu lagi benci bencinya sama dia

Sebuah kehidupan baik berumah tangga atu berumah kos, pastilah menemukan banyak sekali konflik. Ketidaksepakatan. Masalah. Hasil yang tak sesuai haparan. Jealous

Kita telah bersepakat bahwa penyesalan muncul di akhir. Iya tho? Seringkali kita akan kembali tertawa saat mengingat apa sebab sebab kita berkonflik. Lucu sekali. Hal hal sepele yang kita sendiri malu, bahkan bertanya “kok aku kayak gitu banget ya dulu?”. Ya semacam kamu ambil stok indomie terakhirnya, atau pinjem motor kembali dalam keadaan tangki kosong atau kamu gak sengaja lihat dia chat sama orang yang kamu sukai. Plis deh.

Tapi ingat, tips ini hanya buat menyambung hubungan pertemanan dan persahabatan. Kalau buat hubungan pacar yang samar-samar cenderung bid’ah, jangan deh. Tidak direkomendasikan.

Pertama, tetaplah menyapa dan tersenyum. Berat rasanya dalam kondisi bermusuhan tapi kudu melakukan itu. Makin susah kalau ternyata kalian ada dalam satu organisasi, kelas, kelompok belajar, atau bahkan satu kamar. Piye jal? Kamu harus terus pertahankan sapaan salammu dan simpul senyummu. Gitu. Kalau kamu tak melakukan itu, beuuuh, makin berantakan hubungan kau. Muncul terus tuh prasangka, perasaan benci. Padahal aslinya kalian sama sama berpikiran, “kenapa ya kok kita jadi benci gini. Mau nyapa kok jadi gak enak”. Asli deh, kalian lagi sama sama bingung gimana memulai hubungan ini kembali. 

Kedua, ulurkan tanganmu, dan katakan “aku minta maaf ya”. Tips apaan ini? Eittss, tunggu dulu. Kamu pernah coba nggak? Emang sih, pasti kitanya sendiri yang merasa gak salah apa-apa. Lha wong kita juga dalam keadaan marah, benci, pastinya kita pun ada egoisme merasa paling tidak salah. Jangan gitu lah. Jadilah yang pertama minta maaf, walau kamu juga bingung salahmu dimana.

Ketiga, take a walk. Jalan kaki. Tapi kalau mau pake motor ya mangga aja. Jalan-jalan bikin kamu rileks dan memiliki banyak waktu untuk memikirkan dosamu itu. Dalam perjalananmu itu, cobalah kamu bicara sama dirimu sendiri. Lontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana, yang akhirnya kamu jawab sendiri. Efek akan lebih terasa bila dilakukan dengan jahr alias bukan dalam hati. Beneran. Kayak orang baca teks drama gitu. Misal “kenapa ya kok aku benci sama dia?”, “tapi emang dianya yang salah sih”, “atau akunya ya? Coba aku ingat salahku dimana.”, “trus kok tadi aku sampai gak ngomong gitu sih. Melu deh.”, “jadi lucu ingat hal tadi. Padahal dulu kita sering jalan-jalan bareng”, “kalau nanti ketemu, aku mau ngomong apa?” 

Keempat, coba siapkan waktu yang paling baik menurutmu, pergilah ke suatu tempat makan terbaik yang masih sesuai dengan kantongmu, dan traktirlah ia dengan menu maksimal yang bisa kau beli. Emang sih, tips ini agak berat. But, just try it. Ingat, ini bukan dilakukan setelah kalian baikan. Bukan. Tapi masih dalam kondisi sangat membenci, klimaksnya. Maka paksalah dirimu buat melakukan itu dan rasakan keajaiban yang terjadi. Heuheu.

Berikut adalah hal yang harus dihindari. Curhat tentang kebencianmu ini kepada teman. Loh kok? Gini gini, akan berbahaya bila kamu salah bercerita pada orang yang salah. Curhat tentang permasalahan bilateral semacam ini dikhawatirkan akan merembet pada banyak masalah lain. Entah ternyata orang yang kita curhati punya hubungan tertentu dengan masalah itu yang malah bikin tambah masalah, atau tanpa sengaja ‘niat membantu kawan curhatmu’ itu malah makin merusak hubungan. Lah terus siapa orang yang benar? Itu dia. Itu yang sulit dicari. Karena orang yang sangat kita percaya pun bisa saja lalai dan tanpa sengaja membuat masalah bertambah. Toh juga kebencian itu juga paling-paling cuma beberapa menit aja. Gak perlu lah sampai cerita-cerita. Tetep kalem bro. Mending dibikin novel aja.

Curhat kepada orang lain juga berisiko kita melakukan hal teramat kriminal, yaitu ghibah. Ih ngeri beud. Itu gak sadar kamu lakuin loh. Kondisi marah, pengen cerita, eh malah kamunya yang ngejelek-jelekin orang lain. Bahkan aib yang gak ada kaitannya sama masalah tersebut juga kamu umbar. Astaghfirullah.

Kelima, nih yang paling mujarab. Eh, masih ada yang kelima ya? Hehe. Curhatlah sama Allah. Wuiiss, emang langsung sembuh marahnya? Wes lah, coba aja dulu. Kamu sampaikan keluh kesahmu. Tambah juga dzikir dan doa. Malah banyakin doa kebaikan buat orang yang kau benci itu. Bener-bener doa yang baik loh. “ya Allah, berikanlah hidayah kepadanya dengan kau timpakan musibah yang bisa bikin dia sadar.” Jangan gitu doanya. Tapi gininih “ya Allah, aku juga gak tahu kenapa dia benci sama aku hari ini ya Allah. Berikan dia rezeki yang banyak dan berkah dengan Maha Pengasih mu. Bisa saja dia marah gara gara lapar ya Allah.” Ini boleh lah. Plus, mendekatlah diri pada Allah. Dia lah yang sejatinya memiliki perasaanmu dan dia. Asiiik.

Begitulah


Abdul Aziz
Manusia yang tersenyum dalam Kegalauan

1 komentar: