Sebagai anak kammi yang memiliki aliran sufi (suka
film), saya suka gedek (dongkol)
kalau ada statemen seperti ini :
“film itu
propaganda yahudi, ga boleh nonton-nonton itu!”
“nonton di
bioskop Cuma hal yang sia-sia dan menghamburkan uang, ga penting!”
Atau yang ekstrimnya
“FILM ITU
HARAM, HARAAAAAAM!!!!” teriak begitu sambil bakar obor dan muter-muter XXI
berpeluang besar membuat anda digulung massa.
Tidak
dapat dipungkiri film adalah bentuk perang pemikiran-nya orang-orang barat.
Jadi wajar kalau banyak nada-nada sinis-pesimis tentangnya tapi namanya perang mah, ga salah dong kalo kita juga make
senjata mereka sendiri untuk melawan mereka? Yak betul saudarakuh, itu
dinamakan taktik. Sekarang gini deh, saya jelasin kenapa film tidak seharusnya
menjadi sesuatu yang kita perhatikan.
1. Film sebagai
Interprestasi Ideologi
Dalam film tentu saja sarat subjektifitas dari sang
sutradara dan penulis scenario karena mereka memang menuangkan pemikiran mereka
dalam adegan-adegan film yang tentu saja punya subliminal message. Contohnya
Star Wars film fantasi ini sarat sekali dengan kritik terhadap politik-politik
busuk atau TandaTanya-nya Hanung bramantyo tentang toleransi antar umat
beragama yang katanya sangat liberal,
sehingga kita selaku umat islam dianjurkan tidak menontonnya. Padahal mah filmnya gitu-gitu doang, tinggal
gimana kita nangkepnya aja.
Nah, dari sini kita udah paham bahwa Film memiliki
Power untuk menyampaikan pesan-pesan dari pemikiran pembuatnya. Termasuk perihal
Keislaman. Sebutlah Sutradara Chaerul Umum (KCB 1 & 2, Fatahillah, Nada dan
Dakwah) atau Deddy Mizwar (Alangkah Lucunya Negeri Ini, Kiamat Sudah Dekat
& Kalijaga).
2. Buruknya
Kualitas dan Pamor Film Islami
Tahukah kalian, dalam 10 Film Indonesia Terlaris
sepanjang masa, hanya Ayat Ayat Cinta film Islami yang masuk ke dalam
daftarnya? KCB 1 & 2 sudah digeser oleh film-film seperti Warkop DKI
Reborn, Danur & Pengabdi Setan. Sedih bukan? Kemana film-film islami di
Indonesia?
Padahal dari segi kualitas tidak sedikit film islami
yang dinilai baik seperti Mencari Hilal (2015), 99 Cahaya di Langit Eropa
(2013), Walaikumsalam Paris (2016) dan lainnya tapi jangan harap saya
memasukkan KMGP, Duka Sedalam Cinta dan Tausiyah Cinta ke dalam Film Islami
yang baik, cause they don’t!. sebagai bentuk semangat dakwah tiga film
terakhir yang saya sebutkan tentu sangat baik, tapi dari kualitas film mereka ‘nyehh’. Itulah PR para cineas muslim
yang berideologi kuat semacam KMGP Pictures dan Bedasinema (PH dari Film-Film tersebut)
bahwa dalam membuat Film yang pertama harus dipelajari adalah gimana caranya bikin film yang bagus sehingga pesan dakwah yang kita bisa masuk
secara subliminal bukan gimana caranya kita masukin pesan dakwah
sebanyak-banyak sampe penonton berasa lagi nonton khutbah jumat.
Selama cineas muslim masih berpikiran bahwa film
islami yang baik adalah mengubah ceramah ke dalam lakon, maka selama itu film
kita akan selalu terpuruk,
Btw, AAC 2 bisa
jadi angin segar di perfilman islami di Indonesia loh, jangan lupa nonton!
3. Rendahnya
Antusiasme Penonton Muslim
Di tahun 2017, sejauh ini dari 15 film, hanya ada 2
film islami yaitu Surga Yang Tak Dirindukan 2 (1.637.472 penonton) dan Insya
Allah Sah! (833.010 Penonton). Sedangkan di 2016 film islami terpuruk dari 15
film terlaris Bulan Terbelah Di Langit Amerika 2 saja yang berhasil masuk, itu
pun hanya 582.487 Penonton saja dan bertengger di posisi 13
Kenapa hal ini bisa terjadi, Padahal 80% penduduk
Indonesia adalah muslim?
Secara garis besar ada beberapa alasan
- Film Islami berkualitas buruk, seperti yang sudah dijelaskan pada poin nomer 2
- Mental penonton Indonesia yang “ngapain nonton, kalau bisa download?”
- Muslim yang merasa menonton film adalah kesia-siaan, padahal kalau Film Islami pasarnya hilang, di bioskop-bioskop Indonesia mungkin hanya akan ada film Drama picisan ga penting dan Horror-horror menyebalkan. Kalian mau anak-anak kita nanti tidak memiliki hiburan lain selain drama dan horror?
Itu adalah 3 alasan
kenapa kita tidak boleh antipasti terlebih dahulu terhadap film-film yang ada
di Indonesia. Semoga bisa menjadi bahan renungan buat kalian wahai
manusia-manusia yang tiap diajak nonton film jawabannya “nonton film itu sia-sia dan buang-buang duit” kalian emang mau
hobi kalian dibilang sia-sia dan
buang-buang duit? Dasar manusia tidak berperasaan! Semoga kalian segera
bertaubat!
Semoga Islam bisa
Berjaya di Laut, Darat dan Sinema!
Jaya terus Film Islami
Indonesia!
-
Penulis yang juga
mengaku-ngaku sebagi pemerhati film ini bisa dikepoin di instagram
@wafaplayground
0 komentar:
Posting Komentar