Senin, 20 November 2017

Film dan Ketakutan Berlebihan Seorang Muslim

Sebagai anak kammi yang memiliki aliran sufi (suka film), saya suka gedek (dongkol) kalau ada statemen seperti ini :
film itu propaganda yahudi, ga boleh nonton-nonton itu!”
“nonton di bioskop Cuma hal yang sia-sia dan menghamburkan uang, ga penting!”
Atau yang ekstrimnya
FILM ITU HARAM, HARAAAAAAM!!!!” teriak begitu sambil bakar obor dan muter-muter XXI berpeluang besar membuat anda digulung massa.
            Tidak dapat dipungkiri film adalah bentuk perang pemikiran-nya orang-orang barat. Jadi wajar kalau banyak nada-nada sinis-pesimis tentangnya tapi namanya perang mah, ga salah dong kalo kita juga make senjata mereka sendiri untuk melawan mereka? Yak betul saudarakuh, itu dinamakan taktik. Sekarang gini deh, saya jelasin kenapa film tidak seharusnya menjadi sesuatu yang kita perhatikan.

1. Film sebagai Interprestasi Ideologi
Dalam film tentu saja sarat subjektifitas dari sang sutradara dan penulis scenario karena mereka memang menuangkan pemikiran mereka dalam adegan-adegan film yang tentu saja punya subliminal message. Contohnya Star Wars film fantasi ini sarat sekali dengan kritik terhadap politik-politik busuk atau TandaTanya-nya Hanung bramantyo tentang toleransi antar umat beragama yang katanya sangat liberal, sehingga kita selaku umat islam dianjurkan tidak menontonnya. Padahal mah filmnya gitu-gitu doang, tinggal gimana kita nangkepnya aja.
Nah, dari sini kita udah paham bahwa Film memiliki Power untuk menyampaikan pesan-pesan dari pemikiran pembuatnya. Termasuk perihal Keislaman. Sebutlah Sutradara Chaerul Umum (KCB 1 & 2, Fatahillah, Nada dan Dakwah) atau Deddy Mizwar (Alangkah Lucunya Negeri Ini, Kiamat Sudah Dekat & Kalijaga).
  
2. Buruknya Kualitas dan Pamor Film Islami
 Tahukah kalian, dalam 10 Film Indonesia Terlaris sepanjang masa, hanya Ayat Ayat Cinta film Islami yang masuk ke dalam daftarnya? KCB 1 & 2 sudah digeser oleh film-film seperti Warkop DKI Reborn, Danur & Pengabdi Setan. Sedih bukan? Kemana film-film islami di Indonesia?
Padahal dari segi kualitas tidak sedikit film islami yang dinilai baik seperti Mencari Hilal (2015), 99 Cahaya di Langit Eropa (2013), Walaikumsalam Paris (2016) dan lainnya tapi jangan harap saya memasukkan KMGP, Duka Sedalam Cinta dan Tausiyah Cinta ke dalam Film Islami yang baik, cause they don’t!. sebagai bentuk semangat dakwah tiga film terakhir yang saya sebutkan tentu sangat baik, tapi dari kualitas film mereka ‘nyehh’. Itulah PR para cineas muslim yang berideologi kuat semacam KMGP Pictures dan Bedasinema (PH dari Film-Film tersebut) bahwa dalam membuat Film yang pertama harus dipelajari adalah gimana caranya bikin film yang bagus sehingga pesan dakwah yang kita bisa masuk secara subliminal bukan gimana caranya kita masukin pesan dakwah sebanyak-banyak sampe penonton berasa lagi nonton khutbah jumat.
Selama cineas muslim masih berpikiran bahwa film islami yang baik adalah mengubah ceramah ke dalam lakon, maka selama itu film kita akan selalu terpuruk,
Btw, AAC 2 bisa jadi angin segar di perfilman islami di Indonesia loh, jangan lupa nonton!

      3. Rendahnya Antusiasme Penonton Muslim
Dari situs www.filmindonesia.or.id kita bisa tahu daftar 15 Film terlaris tiap tahunnya.
Di tahun 2017, sejauh ini dari 15 film, hanya ada 2 film islami yaitu Surga Yang Tak Dirindukan 2 (1.637.472 penonton) dan Insya Allah Sah! (833.010 Penonton). Sedangkan di 2016 film islami terpuruk dari 15 film terlaris Bulan Terbelah Di Langit Amerika 2 saja yang berhasil masuk, itu pun hanya 582.487 Penonton saja dan bertengger di posisi 13
Kenapa hal ini bisa terjadi, Padahal 80% penduduk Indonesia adalah muslim?
Secara garis besar ada beberapa alasan
  • Film Islami berkualitas buruk, seperti yang sudah dijelaskan pada poin nomer 2
  • Mental penonton Indonesia yang “ngapain nonton, kalau bisa download?”
  • Muslim yang merasa menonton film adalah kesia-siaan, padahal kalau Film Islami pasarnya hilang, di bioskop-bioskop Indonesia mungkin hanya akan ada film Drama picisan ga penting dan Horror-horror menyebalkan. Kalian mau anak-anak kita nanti tidak memiliki hiburan lain selain drama dan horror?
Itu adalah 3 alasan kenapa kita tidak boleh antipasti terlebih dahulu terhadap film-film yang ada di Indonesia. Semoga bisa menjadi bahan renungan buat kalian wahai manusia-manusia yang tiap diajak nonton film jawabannya “nonton film itu sia-sia dan buang-buang duit” kalian emang mau hobi kalian dibilang sia-sia dan buang-buang duit? Dasar manusia tidak berperasaan! Semoga kalian segera bertaubat!
Semoga Islam bisa Berjaya di Laut, Darat dan Sinema!
Jaya terus Film Islami Indonesia!
-
Penulis yang juga mengaku-ngaku sebagi pemerhati film ini bisa dikepoin di instagram @wafaplayground

0 komentar:

Posting Komentar